Minggu, 26 April 2020

Berbaik Sangka Simpati dan Toleran

Husnuzzan atau berbaik sangka, baik kepada sesama manusia, terutama kepada Allah Swt. yang telah menciptakan kita. Misalnya jika kita mendapat ujian hidup, kita harus berprasangka baik terhadap Allah Swt.. Prasangka (negatif) itu dosa; misalnya mencari-cari kesalahan orang lain dan bergunjing karena bergunjing diibaratkan seperti kita memakan daging saudaranya yang sudah mati.

Simpati adalah ikut merasakan orang lain sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain.  Sedangkan toleransi adalah sikap saling menghormati dan saling bekerja sama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa,
budaya, maupun agama. Hidup rukun berarti hidup damai dan setuju terhadap keberadaan.

A. Berbaik Sangka
Berbaik sangka adalah menduga yang baik terhadap sesuatu. Seorang siswa harus selalu berbaik sangka atau berpikir positif terhadap orang tua, guru atau teman. Berpikir positif adalah perilaku terpuji. Lawan kata berbaik sangka adalah berburuk sangka atau prasangka. Allah Swt. di dalam Q.S. al-Hujurat/49:12 berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ijtanibuu katsiiran mina alzhzhanni inna ba'dha alzhzhanni itsmun walaa tajassasuu walaa yaghtab ba'dhukum ba'dhan ayuhibbu ahadukum an ya/kula lahma akhiihi maytan fakarihtumuuhu waittaquu allaaha inna allaaha tawwaabun rahiimun)

Artinya:
”Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."

Ayat tersebut di atas didukung pula oleh hadis Rasulullah saw. berikut ini.

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ...
”. . . Hati-hati kalian dari prasangka buruk karena §an/prasangka buruk itu adalah sedusta-dusta
ucapan. Dan janganlah kalian memata-matai.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim)

Kita seharusnya tidak menjelek-jelekkan teman kita yang ada di sekolah atau di lingkungan rumah. Pikiran kita hendaknya tidak dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang negatif. Sebaliknya, kita berpikir positif, jernih dan mendoakan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain.

Contoh Berbaik Sangka
Cermati contoh-contoh perilaku berbaik sangka berikut ini.
  1. Tanpa curiga, Ahmad meminjamkan uang jajannya kepada Karim untuk membeli buku.
  2. Kamila menerima peraturan orang tuanya untuk bangun pagi agar bisa salat subuh berjamaah dan membersihkan tempat tidur sendiri.
  3. Husein menerima peraturan orang tuanya untuk mengaji pada sore hari, walaupun mengurangi waktu bermainnya.
  4. Karlina menerima aturan orang tuanya untuk mengikuti les privat mengaji di rumah, walaupun ia tidak keluar rumah setelah pulang sekolah.
  5. Herman memahami sahabatnya Zakaria yang tidak ikut piknik ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) karena ternyata Zakaria harus mengikuti ujian renang.

Buruk sangka merupakan kebalikan dari berbaik sangka. Buruk sangka/suudzon adalah sikap seseorang yang berprasangka buruk terhadap orang lain, suatu peristiwa, suatu masalah ataupun suatu keadaan. Berikut ini beberapa contoh sikap berburuk sangka.
  1. Mencurigai teman mencontek saat mereka memperoleh nilai lebih baik.
  2. Tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri.
  3. Menuduh lawan melakukan kecurangan saat kalah dalam suatu pertandingan olah raga.
  4. Menganggap orang tua tidak adil saat adik dibelikan tas baru.
  5. Mengatakan Sok Alim ketika melihat teman rajin shalat di Masjid.

B. Simpati
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata simpati berarti: rasa kasih, rasa setuju (kepada), dan rasa suka. Secara umum, kata simpati dapat diartikan sebagai perasaan kebersamaan secara sosial hingga seseorang dapat merasakan perasaan orang lain, (biasanya suatu perasan sedih) dalam dirinya sendiri. Contohnya saat kita mengetahui orang lain mendapat musibah, seperti orang tuanya meninggal dunia, kita dapat merasakan kesedihan yang sama.

Contoh Simpati
Cermati contoh-contoh simpati berikut ini.
  1. Mendengarkan curahan hati teman hingga selesai.
  2. Memposisikan diri kita dalam posisi orang lain yang kesusahan atau gembira.
  3. Jangan menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang kita sendiri malas atau tidak melakukannya.
  4. Beri aksi nyata dengan menanyakan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu. Jika tidak bisa memberikan apa yang diminta, cari alternatif lain atau menanyakan apakah ada orang lain yang juga bisa ikut membantu.
  5. Membantu teman memecahkan masalah dalam pembelajaran. Misalkan teman sebangku kesulitan memahami pelajaran matematika.

C. Bersikap Toleran
Toleransi adalah sikap saling menghormati dan saling bekerja sama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda, baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama.
 Misalnya jika kita mendapat ujian hidup Berbaik Sangka Simpati dan Toleran
Contoh Toleransi
Cermati contoh-contoh sikap toleran berikut ini.
  1. Kita menghormati pendapat teman yang berbeda dengan pendapat kita.
  2. Kita tidak membuat kegaduhan di masjid saat orang-orang sedang melaksanakan ibadah salat.
  3. Kita tidak memasang petasan yang memekakkan telinga karena bisa saja di sekitar kita ada bayi atau orang sakit.
  4. Kita tidak membuat keributan di kelas saat guru sedang menjelaskan karena teman-teman lainnya butuh ketenangan untuk belajar.
  5. Kita tidak hidupkan radio, VCD atau televisi keras-keras sehingga mengganggu tetangga.
  6. Kita tidak main gitar atau bedug di saat para tetangga sedang istirahat.
  7. Kita tidak mengejek kawan yang berbeda suku dan agamanya.

D. Hidup Rukun
Kata rukun berarti baik dan damai; tidak bertengkar, hidup rukun artinya hidup damai dan tidak bertengkar. Hidup rukun sangat dianjurkan oleh agama karena manusia diciptakan oleh Allah Swt.
bersuku bangsa yang berbeda yang menyebabkan budayanya pun berbeda.

Kita diajarkan untuk saling rukun karena dalam pandangan Allah Swt., hanya orang bertaqwa
yang membedakan satu dengan yang lainnya. Seperti peringatan Allah Swt. di dalam Q.S. al-Hujurat/49:13 berikut ini:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

(yaa ayyuhaa alnnaasu innaa khalaqnaakum min dzakarin wauntsaa waja'alnaakum syu'uuban waqabaa-ila lita'aarafuu inna akramakum 'inda allaahi atqaakum inna allaaha 'aliimun khabiirun)

Artinya:
”Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah Swt. ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

Allah Swt. menciptakan manusia berpasang-pasangan dan bersuku bangsa. Orang yang paling mulia di sisi Allah Swt. adalah orang yang paling bertaqwa. Kita hidup di dunia ini tidak sendiri dan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain.

Contoh Hidup Rukun
Cermati contoh-contoh perbuatan yang menyebabkan hidup rukun berikut ini.
  1. Setiap akan berbicara atau melakukan kegiatan, harus diperhitungkan baik dan buruknya.
  2. Menghargai orang lain; orang tua, orang yang lebih tua, kakak-adik, teman yang beragama lain, teman yang berasal dari daerah lain.
  3. Berbicara yang baik, tidak dengan kata-kata yang kasar, yang membuat orang lain marah atau sakit hati.
  4. Dalam bertindak, mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi. Atau, dalam bertindak, tidak egois yang selalu mementingkan diri sendiri.
  5. Saling membantu satu sama lain dalam proses belajar dan bersaing secara sehat di kelas.